Kamis, 17 November 2011

filsafat nilai


Filsafat Nilai
Filsafat nilai merupakan induk dari filsafat yang lainnya. Filsafat nilai adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hekekat nilai, ditinjau dari sudut filsafat. Filsafat nilai merupakan dua hal yang tidak bisa ditinggalkan dari obyek material (beying) dan obyek formal (pemikiran yang mendalam).
Filsafat nilai adalah filsafat yang dilihat secara mendalam dan mencapai pada sifat hakiki sejauh mana jangkauan akal mencapai pada kebenaran. Kebenaran tentang nilai sangat relative.
Filsafat nilai menurut Aristoteles, segala sesuatu itu terdiri dari 2 hal, yaitu substansi dan aksident.
Substansi: sesuatu hal yang ada tidak disebabkan oleh hal yang lain tetapi selalu mengadakan hal yang lain. (cth: kayu)
Accident: sesuatu hal yang disebabkan hal yang lain dan tidak bisa mengadakan hal yang lain.
Nilai substansi dalam suatu obyek “tetap” melekat. Persoalan nilai:
·         Benar-salah dalam logika
·         Baik-buruk dalam etika
·         Indah-jelek dalam estetika
·         Keagamaan komplek-tidak komplek dalam religious
Menurut Noto Negoro, ada 4 macam perilaku kesalehan:
Kebijaksanaan, keadilan, kesederhanaan, dan keteguhan.

MANUSIA SEBAGAI MONODUALIS
Harus dilihat pada hakekatnya, pada prinsipnya manusia dibagi menjadi 3 bagian:
1.      Hakekat kodrat manusia: jiwa dan raga.
Merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, tetapi bisa terpisah sesuai fungsinya. Raga terdiri dari benda hidup dengan benda mati.
2.      Sifat kodrat manusia: individu dan social.
Anatra sifat tersebut dalam menentukan suatu penelitian harus seimbang dan tidak boleh menyimpang.
3.      Kedudukan kodrat manusia: berdiri sendiri dan mahluk Tuhan.
Kebenaran daripada penilaian ini ada berlakunya dan sangat relative.
Kebenaran relative adalah kebenaran yang berubah-ubah dan sesuai filsafat, disamping itu dalam kebijaksanaan, keteguhan, keadailan dan kesederhanaan.
Kebenaran subyektif adalah sesuatu yang melekat secara hakiki pada diri penilai. Tetapi kebenaran yang abstrak, umum, universal itu merupakan kebenaran yang satu.

SEJARAH NILAI OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF
Ciri-ciri berfikir yang  berbeda:
a.      Cosmosentris: segala sesuatu berfikir pada benda alam.
b.      Teosentris: segala sesuatu yang dipusatkan pada agama.
c.       Antroposentris: beralihan dari agama dengan sesuatu pergerakan humanisme dan renaisanse, berpusat pada manusia.
d.      Antropoteocosmosentris: penggabungan antara cosmo, teo, dan antropo.
Herarkris membandingkan 2 hal yang bertentangngan.

NILAI DAN PENILAIAN
Dalam ilmu pengetahuan, dapat dilihat dari gradisi/tingkatan-tingkatan:
Ø  Ilmu pengetahuan deskriptif: ilmu yang terjadi hanya sekali. (Bagaimana)
Ø  Sebab musabab/klausal: orang akan dihadapkan pada pertanyaan? (Mengapa)
Ø  Ilmu pengetahuan normative: orang akan dihadapkan pada pertanyaan? (Kemana)
Ø  Ilmu pengetahuan esensi: sesuatu yang bersifat mendalam. (Apa)
Yang membatasi penilaian adalah subyek yang dinilai dan obyek yang dinilai. Filsafat nilai tidak terlepas dari teori subyektif dan teori obyektif. Pembagian nilai popularitas terletak pada kualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar