BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
analisa pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan terhadap pemikiran Martin Heidegger tentang makna kematian manusia.
1.
Menurut Martin Heidegger kematian
merupakan akhir dari eksistensi suatu makhluk, sehingga Heidegger mengatakan
kematian bagaikan buku yang berhenti pada halaman terakhir yakni tamat. Dalam
arti bahwa kematian manusia merupakan puncak dari eksistensi manusia itu
sendiri. Manusia hidup karena adanya roh yang berada pada tubuh manusia, bila
roh itu pergi maka tubuh manusia sudah tidak berfungsi lagi sebagai mana
mestinya. Eksistensi manusia berhenti pada hilangnya roh dalam tubuh manusia
yang menyebabkan manusia tersebut mati dan tidak dapat tumbuh berkembang.
|
2.
Agama sebagai dasar keyakinan manusia menjelaskan
bahwa kematian merupakan jalan menuju pada kehidupan yang sebenarnya yakni alam
akherat. Setiap manusia yang mati mereka akan berada dalam fase kehidupan
selanjutnya. Kehidupan yang sebenarnya dan hanya bisa diketahui oleh mereka
yang sudah mati. Setiap Agama ataupun keyakinan yang dianut oleh setiap manusia
sudah dijelaskan dan diajarkan bagi mereka untuk meyakini hal-hal yang ghoib.
Pemikiran Heidegger tentang kematian manusia sebagai puncak eksistensi dan
tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian, sungguh bertentangan dengan
islam yang menjelaskan dengan detail tentang kematian dan akhir dari dunia.
Heidegger
juga mengatakan bahwa “Ada menuju pada kematian” (Sein-zum-Tode). Menurutnya manusia yang hidup di dunia ini
merupakan pengada dan yang diadakan oleh sesuatu. Adanya manusia di dunia ini
menuju pada kematian yang membawa manusia berada pada puncak eksistensinya.
Manusia tidak akan merasa damai atau bahagia sebelum mereka mengalami mati.
Namun arti kematian menurut Heidegger ini tidak meyakini adanya kehidupan setelah
kematian. Maka dari itu keyakinan yang dianut setiap manusia selama ia masih
hidup memberikan dorongan dan spirit bagi mereka agar tidak terlena dengan
kehidupan dunia yang bersifat sementara. Pemikiran Heidegger ini kurang baik adanya bila diterapkan dalam Agama
islam sebagai keyakinan yang baik dan benar.
B. Saran
Saran-saran
yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Bagian Akademik
Penelitian tentang Martin Heidegger masih sedikit
yang membahasnya, padahal pemikiran Heidegger tentang Ada yang membawanya
dikenal dunia sangat fenomenal. Banyak tokoh yang berada dalam aliran
eksistensialisme akan tetapi sedikit yang memahami pemikiran Heidegger.
Peneliti berharap pada pembaca agar supaya penelitian ini menjadi acuan dan
wacana bagi semua yang membacanya untuk menambah kasanah keilmuan dalam
berfilsafat, memperdalam pemikiran filsafat barat terutama, serta membentuk
kerangka pemikiran.
2. Masyarakat
Martin Heidegger merupakan salah satu tokoh dalam
eksistensialisme dengan pemikirannya yang sangat mendunia. Disamping Heidegger
menjelaskan tentang esensi kebenaran, dasein,
ada dan tiada serta masih banyak lagi, banyak masyarakat yang tidak menyadari
dampak dari pemikiran Heidegger. Peneliti berharap agar masyarakat lebih dalam
mengenal dan memahami apa yang dimaksudkan dalam pemikiran Heidegger itu
sendiri. Peneliti juga menyarankan untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan
masing-masing dalam mempelajari pemikiran dari Martin Heidegger.
DAFTAR PUSTAKA
Abhayahema, Upasika Pandita. Viija-Dhamma. Jakarta:
Yayasan Sekta Jaya Abadi, 1991.
Adian, Donny Gahral. Senjakala
Metafisika Barat. Depok: Koekoesan, 2012.
Ali Riyadi,
Ahmad. Psikologi Sufi Al-Ghazali.
Yogyakarta: Panji Pustaka, 2008.
Ali, Yunasir, Manusia Citra Ilahi. Jakarta:
Paramadina. 1997.
Arifah, F, Menguak
Fenomena Mati Suri. Yogyakarta: Leutika, 2011.
Bakhtiar, Amsal.
Filsafat Agama. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Bakker,
Anton dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Bertens, K, Filsafat Barat Kontemporer. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Chodjim, Ahmad, Syech Siti Jenar Makna “Kematian”.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2002.
Defgaauw,
Bernard, Filsafat Abad 20. Terj.
Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1988.
Ensiklopedia Islam 3, Jakarta : PT. Ichtisar Baru Van Hoeve,
1994.
Ghazali,
Terj. Ismail Yakub. Ihya’ Al-Ghazali. Jakarta: Faizan, 1997.
H. F. Ramaldlan,
Abu, Terjemahan Duratun Nassihin.
Surabaya: Mahkota, 1987.
Hadiwijono,
Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2.
Yogyakarta: Kanisius, 1980.
, Agama Hindu dan Budha.
Jakarta : BPK-GM, 2005.
Hardiman, F.
Budi, Heidegger dan Mistik Keseharian. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia, 2003.
Heidegger,
Martin, An
Introduction to Metaphysics. Diterjemakan
oleh Ralph Manhheim. Garden
City, New York: Doubleday-Anchor Books. 1961.
, Existence and being di edit dengan
introduksi, oleh Warner Brock, Chicago: Henry Regnery Company, 1949.
, Sein Und Zeit. Tubingen: Max Niemeyer.
1953.
Hidayat,
Komaruddin, Psikologi Kematian. Jakarta: Noura Books, 2012.
Kementrian Agama RI, Al Qur’an dan
Terjemahannya. Jakarta: Dep. Agama RI, 1978.
Keene, Michael, Agama-Agama Dunia. Yogyakarta :
Kanisius, 2006.
Lemay, Eric dan
Jennifer A. Pitts. Heidegger untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Mohyiddin, Muthilb, Tahap-tahap Kehidupan Manusia Menurut
Pandangan Islam. Jakarta : Gunung Jati.
Mudhofir, Ali, Kamus
Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
MZ, Labib, Kehidupan Manusia di Alam Akherat.
Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2003.
Novianti, Cucum,
Jika Aku Tahu Kapan Akhir Kehidupanku. Yogyakarta: Aulia Publishing,
2011.
Pandita Abhayahema, Upasika. Viija-Dhamma. Jakarta:
Yayasan Sekta Jaya Abadi, 1991.
Pitts, Eric
Lemay dan Jennifer A, Heidegger untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
Poerwadarminta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka,
2007.
Quraisyhab, M. Tafsir Al Syihab. Jakarta: Lentera Hati,
2002.
S, Roosjen, Irasionalisme. Jakarta: De Unic, 1957.
Sholihin,
Muhammad, Sambut Kematian dengan
Tersenyum. Solo: Tiga Serangkai, 2009.
, Manunggaling
Kawula-Gusti. Jakarta: Narasi, 2008.
Syafi’ie, Inu
Kencana, Filsafat Kehidupan. Jakarta:
Bumi Aksara, 1945.
, Pengantar
Filsafat. Bandung: Refika Aditama, 2004.
Tafsir, Ahmad, Filsafat
Umum Akal dan hati Sejak Thales Sampai James. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1998.
Terj. Ismail
Yakub, Ihya’ Al-Ghazali. Jakarta:
Faizan, 1997.
Wisnumurti,
Rangkai. Sangkan Paraning Dumadi.
Yogyakarta: Diva Press, 2012.
Zaprulkhan, Filsafat
Umum sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: Rajawali Pres, 2012.
Zubaedi, dkk,
Filsafat Barat Dari Logika Baru Descartes hingga Revolusi Sains ala Thomas
Kuhn. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar