Kamis, 24 Mei 2012

STRATEGI PENGEMBAN TEORI KLASIK


STRATEGI PENGEMBAN TEORI KLASIK
Strategi Klasik
Strategi ini bisa disebut juga dengan strategi dari teori lapangan. Strategi ini memiliki 3 tahap:
a.       Tahap konseptualisasi
Tahap ini terdiri dari dua kegiatan pokok yakni:
·         pengembangan konsep dan definisi
·         pengembangan proposisi
yang menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.
b.      Tahap pengembangan hipotesis
Tshsp ini merupakan kegiatan yang menjembatani antara konsep abstrak dengan data empiris. Tahap ini terdiri dari dua kegiatan pengembangan yakni, mengembangkna hipotesis dan mengembangkan alat pengukuran konsep.
c.       Tahap validasi teori
Tahap ini merupakan tahap di mana kegiatan yang dilakukan untuk validasi data empirik, untuk itu kegitan yang dilakukan berupa data dikumpulkan dan testing.
Menurut Reynolds (1971)menjabarkan, teori klasik terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya:
a.       Pengembangan kerangka teori
Berdasarkan literature dan hasil penelitian yang dilakukan dapat mengembangkan teori untuk menerangkan fenomena yang dihadapi.
b.      Pengembangan pernyataan-pernyataan
Pengembangan ini dilakukan dengan pengujian data empiris di lapangan. Merupakan lanjutan dari tahap pertama yang mungkin pengembangannya masih bersifat abstrak, kemudian di tahap kedua ini dijabarkan sehingga berada pada level empiris.
c.       Pengembangan design research untuk testing.
d.      Mengubah pernyataan yang ada dengan mengubah design testingnya.
e.       Menemukan keterbatasan teori. Artinya apabila pernyataan yang cocok dengan data lapangan pada kondisi dan situasi yang dimana teori tersebut tidak berlaku.
Strategi ini dikembangkan oleh Popper dimana pengembangan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat, pada karyanya yang berjudul Conjectures and Refutations (1963).
Apabila suatu teori telah dibutikan bahwa teori tersebut tidak sesuai dengan data empiris atau dengan kata lain data empiris tidak mendukung teori yang dikembangkan, maka teori tersebut harus diubah kalau perlu diringgalkan. Strategi ini memiliki beberapa asumsi berupa; pertama, ilmuan harus mengembangkan diskripsi untuk setiap fenomena yang dihadapi. Kedua, proses yang digunakan dalam bentuk aksiomatis atau kausal proses.
Kelebihan dan kekuranga pengembangan teori klasik.
Kelebihan:
a.       Strategi ini bersifat komplit. Baik dalam pengembangan maupun dalam testing teori.
b.      Strategi ini dapat mengembangkan konsep abstrak. Sehingga dapat dikembangkan dalam konsep yang luas.
Kelemahan:
a.       Kesalahan pengukuran. Karena dalam pengukuran yang sangat besar dimana alat ukur tidak mencerminkan konsep yang abstark atau problem validitas.
b.      Bersifat deduksi dan terlalu menonjol.
Dalam suatu penelitian hipotesis dibangun berdasarkan teori-teori yang telah ada. Dengan hipotesis, kita mempertanyakan keabsahan suatu teori dengan kenyataan yang ada. Apabila hipotesis yang dilakukan cocok dengan kenyataan, maka hipotesis ini menjadi teori baru yang di gunakan dalam pengembangan hipotesis. Penelitian dilakukan untuk menemukna suatu jawaban atas permasalahhan yang dihadapi, dengan cara mendasarkan pada teori yang  sudah ada. Kegiatan dalam penelitian social antara lain:
1.      Menemukan Masalah
salah satu dasar pengambilan masalah adalah rasa keingintahuan (curiosity). Rasa ini akna menimbulkan interest pada diri seseorang. Dan hal ini harus dimiki oleh seseorang dalam melakuan penelitian. Tanpa adanya hal itu penelitian yang dilakuan tidak akan pernah selesai.
Contoh: meneliti suatu perkampungan di desa dekat sebuah pabrik. Ia menemukan jumlah anak yang lebih sedikit dari tempat tinggalnya. Kemudian timbullah interest untuk mengamati lebih jauh mengapa ada perbadaan jumlah anak di daerah tersebut.
2.      Mengembangkan Kerangka Teori
setelah problema penelitian ditemukan, maka kita harus memberikan jawaban yang berupa teori yang sudah ada atau hasil penelitian yang sudah dilakukan. Kerangka teori dalam suatu penelitian mempunyai beberapa fungsi:
a.       Mengembangkan model penelitian
b.      Mengembangkan konsep dan variable dalam penelitian
c.       Mengembangkan hipotesis penelitian
d.      Mengembangkan devinisi oprasional
e.       Mengembangkan instrument penelitian
3.      Mengembangkan Model Dan Hipotesis
model penelitian adalah penyerdehanaan yang komplek dari hubungan variable-variabell. Suatu hipotesis harus jelas dan dapat diukur, dalam arti variable yang dikandung dapat dipahami bersama. Dapat diukur, artinya variable tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk oprasional.
4.      Mengembangkan Definisi Oprasional dan Instrument
model dan hipotesis yang telah selesai dikembangkan maka kita harus menjabarkan semua variable yang ada dalam bentuk oprasional. Artinya pembaca yang membaca hipotesis tersebut mendapatkan gembaran bagaimana mengukur variable yang ada dalam penelitian. Berdasarkan definisi oprasional tersebut kita dapat mengembangkan instrument penelitian.
5.      Menentukan Sample, Mengumpulkan Data, dan Menganalisis Data
Karena waktu tidak banyak dalam melakukan penelitian, maka tidak mungkin bisa mengumpulkan data dari sebagian populasi. Oleh karena itu data yang dikumpulan berupa sebagian populasi yang disebut sample. Pertama kita harus mengetahui cirri-ciri dari populasi, untuk emndapatkan sample yang baik sesuai dengan cirri-ciri populasi tersebut dan bagaimana sample itu dipilih. Setelah itu cara mengumpulkan data, terakhir menganalisis data dengan tehnik analisis yang sesuai dengan penelitian tersebut.
6.      Menyimpulkan dan Menggeneralisir Hasil Penelitian.
Hasil analisis kemudian disimpulkan. Hakekat yang disimpulkan adalah berupa data yang mendukung atau menolak teori yang diajukan. Kalau tidak mendukung sepenuhnya teori yang kita ajukan maka kita perlu merevisi teori yang dikembangkan, untuk kemudian kita uji lagi. Kadangkala suatu penelitian tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan atau tidak terbukti. Bukan karena kita gagal melainkan teori yang kita gunakan tidak cocok dengan data. Denga kata lain kita menemuka teori batu. Setelah itu untuk mencapai pada penemuan teori yang baru kita perlu memperhatikan; (a) apakah instrument yang dikembangkan sudah cocok dengan definisi oprasional yang ada? (b) apakah hipotesis yang dikembangkan sudah sesuai dengan teori yang ada? Kalau memang semuanya sudah sesuai dengan kerangka teori, maka hasil penelitian yang tidak cocok dengan hipotesi haru kita uji kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar